Home
Agama
Hafidzah
Lifestyle
Pesantren
Spidi
Kisah 3 Bersaudara Asal Sengkang Sudah Hafidzah di SPIDI
Kisah 3 Bersaudara Asal Sengkang Sudah Hafidzah di SPIDI
Redaksi
Sabtu, Maret 16, 2019 | 15:58 WIB
Last Updated
2021-03-08T07:53:59Z
AKSIOMA.CO.ID - MaasyaAllah, tiga remaja millenial bersaudara ini adalah bintang Al-Qur'an. Mereka telah selesai menyetorkan hafalan Al-Qur'annya 30 juz.
Mereka adalah Hayani Putri Sumar, Aisyah Ramadhani Sumar, dan Fadhila Reski Amalia Sumar, anak dari pasangan bapak Sudirman H.Z dan ibu Marwah H.R asal Sengkang, kota Sutera, Sulawesi Selatan.
Kisah menghafal mereka diawali dari sang kakak, Hayani Putri Sumar. Sosok remaja yang pendiam, santun, dan tekun.
Hayani mulai menghafal Al-Qur'an pada tahun 2016 silam, sejak tahun pertama di Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI) . Ia memilih SPIDI sebagai sekolah lanjutan atas keinginan sendiri untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang hafizah.
Dan benarlah kini, Hayani sudah kelas XII SMA IT dengan karunia besar dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Di dalam dadanya telah hidup ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Sekitar 7 bulan lamanya berjuang di sekolah yang beralamat di Jl Poros Makassar-Maros KM 25 Maccopa, Maros Sulsel itu, predikat hafidzah tersebut berhasil ia raih pada 22 Maret 2017 di SPIDI.
Mudah? Tidak juga ayah bunda. Hayani sadar, cita-citanya itu membutuhkan pengorbanan yang besar.
"Perjuangan untuk khatam, saya berprinsip seperti ini, 'Untuk meraih suatu hal maka kita harus siap berkorban. Dan untuk meraih suatu hal yang besar, maka pengorbanan kitapun harus besar.'" katanya.
Hayani mengaku, Ia banyak-banyak mengurangi waktu tidur dan bermain.
"Begitu halnya dengan perjuangan untuk khatam. Mulai dari mengorbankan waktu tidur (waktu tidur dikurangi-red). Disaat melihat orang lain main, bawaannya mau main juga. Belum lagi kalau rindu dengan orang tua, muroja’ah belum lancar, dan lagi bad mood.”
Namun dengan tekad dan prinsip yang teguh, Ia mampu melewati semua ujian tersebut dan dengan sikap tawadhu’nya, ananda tidak lupa bahwa pencapaiannya hinggat saat ini tidak lain yang berperan besar adalah Doa Kedua Orangtua.
“Tapi saya yakin, apa yang saya dapatkan saat ini bukan karena usaha atau kemampuan saya, tapi disebabkan oleh doa orangtua.”
Melihat dan termotivasi dari sang kakak, Aisyah Ramadhani Sumar menyusul kemudian masuk SPIDI pada 2017 (kelas X SMA IT SPIDI) bersamaan dengan adiknya, Fadhila Reski Amalia Sumar kelas VII SMP. Saat ini keduanya sudah ditingkat kelas XI SMA IT SPIDI dan VIII SMP IT SPIDI.
“Inspirasi saya dalam menghafal ialah kak Hayani. Saya berkeinginan untuk menghafal seperti dia,” kata Aisyah.
Aisyah dan Fadhila masing-masing mengkhatamkan setoran hafalan pada 31 Agustus 2018 di Bekasi (salah satu institusi mitra SPIDI), dan 27 November 2018 melalui program karantina di Taeng, Gowa, Sulawesi Selatan.
Sama halnya dengan Aisyah, bagi Fadhila, kedua kakaknya adalah sosok yang berperan penting dalam keberhasilannya menjadi seorang hafidzah.
“Masa-masa menghafal pasti ada saat semangat menurun. Kadang karena rindu orang tua, homesick, hafalan susah sampai rasanya ingin berhenti saja. Tapi saya berusaha melawan itu karena di sisi lain pasti saya punya motivasi. Salah satunya dalah kedua kakak saya yang terlebih dulu menyelesaikan hafalannya. Saya berpikir, kakak saya sudah katam, maka saya pun harus khatam,” ungkap Fadhila.
“Kakak saya bilang, Allah menjanjikan bahwa doa orangtua pasti diijabah. Jika kamu yakin dengan itu, maka kamu pasti bisa karena setiap saat orangtua kita selalu mendoakan kita. Dan alhamdulillaah, sekarang saya berhasil khatam dengan motivasi itu,” lanjutnya.
Semua orangtua mendambakan anak yang cerdas dan berprestasi namun tentunya dengan tidak melupakan agamanya. Menjadi bintang Al-Qur’an diera milenial tidaklah mudah tapi juga bukanlah sesuatu yang mustahil diwujudkan. Keluarga bapak Sudirman H.Z dan ibu Marwah H.R telah berhasil membuktikannya.
Dengan menjadikan Sekolah Putri Darul Istiqamah sebagai wadah, ketiga ananda tercintanya telah menjadi hafidzah atas izin Allah Ta’aala. Dengan segala kelemahan dan kerendahan hati memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala, insya Allah jalan menghafal itu dimudahkan.
"Dan telah Kami mudahkan al-qur'an untuk diingat (dijadikan peringatan), maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran." (QS. Al-Qamar : 17).
Dari perjalanan menghafal ketiga bersaudara ini, sedikitnya kita menemukan beberapa kunci suksesnya.
Yang paling utama adalah doa orang tua, bakti anak kepada kepada kedua orangtua sebab salah satu alasan ananda Hayani menjadi seorang hafidzah ialah mewujudkan harapan keduanya memiliki anak penghafal, saling menguatkan dalam kebaikan, perjuangan dan pengorbanan hebat dari sang anak itu sendiri serta lingkungan sekitar.
Sumber: Spidi
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
Trending Now
-
AKSIOMA.CO.ID,WAJO - Dewan adat berserta masyarakat Belawa Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terbukti masih terus menjaga dan melestarikan b...
-
SOPPENGTERKINI.COM,WAJO -Peringatan Hari Ulang Tahun ke 73 Republik Indonesia diwarnai atraksi baris berbaris dari Pasukan Pengibar Bendera...
-
SOPPENGTERKINI.COM , WAJO - Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Rayon Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan menerbitkan surat pemb...
-
AKSIOMA.CO.ID,SOPPENG - Kawasan Wisata Ompo Kelurahan Ompo, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, kembali menelan korban jiwa, Minggu 26/8...
-
SOPPENGTERKINI.COM,WAJO - Dewan adat berserta masyarakat Belawa Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terbukti masih terus menjaga dan melestari...