Legislator PAN Elfianto (berdiri) saat melakukan Reses di daerah pemilihannya |
Advwtorial DPRD Wajo, aksioma.media -- Warga di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo untuk mengembangkan potensi wisata bahari dan agrowisata di Kecamatan Pitumpanua.
Sebagai salah satu Kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut,
wisata bahari memang sangat berpotensi dikembangkan Pemkab Wajo di Kecamatan
Pitumpanua. Apa lagi Pelabuhan penyebrangan Bansalae berada di wilayah
tersebut.
Harapan warga tersebut mengemuka ketika Elfianto, Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) melakukan reses di daerah pemilihannya tersebut.
"Kemarin waktu reses, banyak warga yang meminta agar Pemkab Wajo dapat mengembangkan potensi wisata bahari dan agrowisata di Kecamatan Pitumpanua. Dan permintaan itu memang sangat beralasan. Destinasi Wisata Bajari bertujuan sebagai wadah ekonomi baru bagi masyarakat serta berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," ujar Anggota DPRD Kabupaten Wajo, Elfrianto, kepada awak media, Ahad 13 Maret 2022
Harapan warga konstitutennya tersebut, menurut Elfianto sangat beralasan, sebab wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Luwu tersebut, beberapa wilayahnya dapat dijadikan destinasi wisata Bahari, yakni
Desa Buriko, dengan wisata mangrove. Selanjutnya Pelabuhan Bangsalae Siwa yang
dapat dimanfaatkan untuk mengantar wisatawan ke tempat spot-spot snorkeling,
diving yang ada di sekitar Bansalae.
Bahkan di lokasi itu wisatawan dapat menikmati keindahan terumbu
karang dan dapat melihat habitat laut lainnya seperti ikan lumba-lumba, ikan
paus, penyu dan singa laut. Selain itu beberapa lokasi yang berada di Pelabuhan
Bansalae dapat disulap menjadi Dufan mini serta menghadirkan beberapa permainan
seperti banana boat dan lain-lainnya.
Selain dikenal akan hasil laut. Kecamatan Pitumpanua sejak dahulu
dikenal sebagai daerah pertanian dan perkebunan. Bahkan di Desa Jauh Pandang
potensi Agrowisata sangat memungkinkan untuk dikembangkan
Sebab di daerah tersebut, kata Kevin sapaan akrab Elfrianto,
komoditi seperti cengkeh, mangga, durian, lengkeng, duku, langsat, rambutan dan
tanaman lainnya banyak dijumpai.
Pengembangan sektor pertanian yang digabungkan dengan pariwisata
atau agrowisata di seluruh daerah dapat memicu peningkatkan ekonomian warga.
Terobosan menggabungkan pertanian dengan sektor pariwisata dapat menjadi warna
baru bagi para petani dan nelayan di Kecamatan Pitumpanua.
"Sektor pertanian dan pariwisata jika dikolaborasikan memang
sangat bagus, bahkan hal itu dapat membantu warga mendapat penghasilan lain.
Sebagai wakil rakyat tentu kita dorong pemerintah untuk dapat merealisasikan
hal itu. Dan saya yakin wisata bahari dan agrowisata mampu membawa efek positif
bagi para petani dan nelayan. Semunya Perlu pembinaan, dukungan dan pemasaran
agar bisa menjadi daerah unggulan untuk meningkatkan PAD dan kesejahteraan
masyarakat," beber politisi PAN.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Dahniar Gaffar
mengatakan, untuk pengembangan wisata mangrove di Desa Buriko, Pemkab Wajo saat
ini masih menunggu izin dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel agar wilayah itu dapat dijadikan sebagai tempat wisata. Sebab
wilayah tersebut masuk dalam hutan lindung dan menjadi kewenangan provinsi.
Jika izin dari provinsi telah keluar, maka Pemkab Wajo akan
melakukan pembenahan dari segi infrastruktur sehingga kawan mangrove di Desa
Buriko dapat dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata.
"Tinggal menunggu izin dari provinsi, karena kawasan mangrove
yang ada di Desa Buriko masuk dalam kewenangan Pemprov," jelasnya.
Sedangkan untuk pengembangan Wisata Bahari dan Agrowisata di
Pelabuhan Bansalae dan Desa Jauh Pandang ada baiknya diinisiasi oleh
pemerinrah desa setempat. Hal itu bertujuan agar hasil dari pengembangan wisata
tersebut menjadi PAD Desa. (Humas dan Protokolel DPRD Wajo)